Kamis, 21 November 2013

Matan Hadits

Diposting oleh A R Y U M A di 02.39

42.                   عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ رَضِىَ اللهْ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ أَنْسَابَكُمْ هَذِهِ لَيْسَتْ بِسِبَابٍ عَلَى أَحَدٍ وَإِنَّمَا أَنْتُمْ وَلَدُ آدَمَ طَفُّ الصَّاعِ لَمْ تَمْلَئُوهُ لَيْسَ ِلأَحَدٍ فَضْلٌ إِلاَّ بِالدِّينِ أَوْ عَمَلٍ صَالِحٍ. (أحْمد)
وَ فِى رِوَايَةٍ : لَيْسَ ِلأَحَدٍ عَلَى أَحَدٍ فَضْلٌ إِلاَّ بِدِينٍ أَوْ تَقْوَى وَكَفَى بِالرَّجُلِ أَنْ يَكُونَ بَذِيًّا بَخِيلاً فَاحِشًا. (أحْمد)  

Dari Uqbah bin Amir bahwasanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "sesungguhnya nasabmu (keturunanmu) ini sama sekali bukan makian/cacian  terhadap seseorang karena  sesungguhnya kamu  hanyalah anak Adam yang hampir sama kekurangan-kekurangannya, tidak mencapai kesempurnaan, seseorang tidak memiliki kelebihan kecuali berdasar (tingkat) keberagamaan (Islam) dan amal shalehnya,  Dalam suatu riwayat lain: “Semua Kamu adalah anak-anak Adam yang hampir sama kekurangan-kekurangannya, tidak mencapai kesempurnaan. seseorang tidak memiliki kelebihan atas yang lain kecuali berdasar (tingkat) agama dan ketakwaan. Cukuplah hina/rendah orang itu karena menjadi orang yang keji, bakhil lagi nista.
Dalam riwayat lain, (Rasulullah bersabda) : “Tidak ada keutamaan bagi seseorang atas yang lainnya kecuali dengan agama atau takwa yang dimilikinya. Cukuplah (kecelakaan bagi seseorang) jika ia seorang yang berkata-kata buruk, bakhil dan berbuat kekejian."(HR. Ahmad)


42. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ:   يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ: أُمُّكَ قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ أَبُوكَ.(البخارى)
وَ لِمُسْلِمٍ: قَالَ: رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ؟ قَالَ: أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوكَ ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ.(مسلم)
Dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dia berkata; "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata; "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?" beliau menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi; "Kemudian siapa?" beliau menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi; "kemudian siapa ?" beliau menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi; "Kemudian siapa?" beliau menjawab: "Kemudian ayahmu."
Menurut riwayat Muslim, (beliau bersabda) : “seorang laki-laki seraya berkata; 'Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Beliau menjawab: 'Ibumu, lalu Ibumu, lalu Ibumu, kemudian bapakmu, kemudian orang yang lebih dekat denganmu,  orang yang lebih dekat denganmu (hubungan nasab).' (HR. Bukhari – Muslim).




45. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ -رَضِىَ الله ُ عَنْهُ- قَالَ : أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالصَّدَقَةِ فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ عِنْدِي دِينَارٌ فَقَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى نَفْسِكَ، قَالَ: عِنْدِي آخَرُ، قَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى وَلَدِكَ، قَالَ: عِنْدِي آخَرُ، قَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى زَوْجَتِكَ قَالَ: عِنْدِي آخَرُ، قَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى خَادِمِكَ، قَالَ: عِنْدِي آخَرُ، قَالَ: أَنْتَ أَبْصَرُ. (أبو داود)
Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu, ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk bersedekah. Kemudian seorang laki-laki berkata; wahai Rasulullah, aku memiliki uang satu dinar. Kemudian beliau bersabda: "Sedekahkan kepada dirimu!" Ia berkata; aku memiliki yang lain. Beliau bersabda: "Sedekahkan kepada anakmu!" Ia berkata; aku memiliki yang lain. Beliau bersabda: "Sedekahkan kepada isterimu!" Ia berkata; aku memiliki yang lain. Beliau bersabda: "Sedekahkan kepada pembantumu!" Ia berkata; aku memiliki yang lain. Beliau bersabda: "Engkau lebih tahu (urutan prioritasnya)." (HR. Abu Dawud, Nasai dan Syafi`i)


57. عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ اْلأَنْصَارِيِّ -رَضِىَ الله ُ عَنْهُ- قَالَ : كُنْتُ أَضْرِبُ مَمْلُوكًا لِي فَسَمِعْتُ قَائِلاً مِنْ خَلْفِي يَقُولُ: اِعْلَمْ أَبَا مَسْعُودٍ اِعْلَمْ أَبَا مَسْعُودٍ فَالْتَفَتُّ فَإِذَا أَنَا بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: لَلَّهُ أَقْدَرُ عَلَيْكَ مِنْكَ عَلَيْهِ. قَالَ أَبُو مَسْعُودٍ: فَمَا ضَرَبْتُ مَمْلُوكًا لِي بَعْدَ ذَلِكَ.(الترمذى)
Dari Abu Mas'ud Al Anshari radliyallahu `anhu ia berkata; Aku pernah memukul seorang budakku, lalu aku mendengar seseorang yang berkata di belakangku seraya mengatakan : "Ketahuilah wahai Abu Mas'ud, ketahuilah wahai Abu Mas'ud." Maka aku pun menoleh, dan ternyata aku bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah lebih kuasa terhadap kamu dari engkau dari pada dia." Abu Mas'ud berkata: "kemudian aku tidak pernah lagi memukul seorang budakku setelah itu."(HR. Tirmidzi)


58. عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو -رَضِىَ الله ُ عَنْهُ-مَا قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوتُ. (أبو داود)
Dari Abdullah bin 'Amr radliyallahu `anhu, ia berkata; Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Cukuplah dosa pada orang karena ia menyia-nyiakan orang yang harus ia beri makan." (HR. Abu Dawud)


64. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِىَ الله ُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا انْتَهَى أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَجْلِسِ فَلْيُسَلِّمْ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَقُومَ فَلْيُسَلِّمْ فَلَيْسَتْ اْلأُوْلَى بِأَحَقَّ مِنْ اْلآخِرَةِ. وَ للتِّرْمِذِى: إِذَا انْتَهَى أَحَدُكُمْ إِلَى مَجْلِسٍ فَلْيُسَلِّمْ فَإِنْ بَدَا لَهُ أَنْ يَجْلِسَ فَلْيَجْلِسْ ثُمَّ إِذَا قَامَ فَلْيُسَلِّمْ. (أبو داود و الترمذى و أحْمد)

Dari Abu Hurairah radliyallahu `anhu, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian sampai ke majlis hendaklah ia mengucapkan salam dan kemudian apabila hendak meninggalkan juga mengucapkan salam, dan yang pertama (yang sudah ada di majlis) tidaklah lebih berhak (untuk memberi salam) dari yang akhir (yang datang belakangan)."
Menurut riwayat Tirmidzi (beliau bersabda) : " Apabila salah seorang dari kalian sampai ke majlis maka ucapkanlah salam, jika dia hendak duduk, hendaklah duduk, dan apabila hendak meninggalkan maka ucapkanlah salam.(HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ahmad)

68. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِىَ الله ُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ. وَ فِى رِوَايَةٍ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ. وَ لأحْمد: حَقُّ الضِّيَافَةِ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ فَمَا أَصَابَ بَعْدَ ذَلِكَ فَهُوَ صَدَقَةٌ.(البخارى و مسلم و أحْمد)
Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berimana kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia memuliakan tamunya dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia berkata baik atau diam." Dalam riwayat lain : “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia menyambung tali silaturrahmi”.
Menurut riwayat Ahmad (beliau bersabda) : "Kewajiban menjamu tamu itu tiga hari, adapun selebihnya adalah sedekah." (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)

72. عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: أَمَرَنِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ أَمَرَنِي بِحُبِّ الْمَسَاكِينِ وَالدُّنُوِّ مِنْهُمْ وَأَمَرَنِي أَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ دُونِي وَلاَ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقِي وَأَمَرَنِي أَنْ أَصِلَ الرَّحِمَ وَإِنْ أَدْبَرَتْ وَأَمَرَنِي أَنْ لاَ أَسْأَلَ أَحَدًا شَيْئًا وَأَمَرَنِي أَنْ أَقُولَ بِالْحَقِّ وَإِنْ كَانَ مُرًّا وَأَمَرَنِي أَنْ لاَ أَخَافَ فِي اللَّهِ لَوْمَةَ لاَئِمٍ وَأَمَرَنِي أَنْ أُكْثِرَ مِنْ قَوْلِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إلاَّ بِاللَّهِ فَإِنَّهُنَّ مِنْ كَنْزٍ تَحْتَ الْعَرْشِ.(أحْمد)
Dari Abu Dzar radliyallahu `anhu, berkata, "Kekasihku (Rasulullah) menyuruhku untuk melaksanakan tujuh hal beliau menyuruhku untuk mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, melihat kepada orang yang di bawahku dan tidak melihat yang di atasku, menyambung silaturrahim sekalipun membelakangi (menghindar), tidak minta sesuatu kepada seseorang, mengatakan kebenaraan walaupun pahit, di dalam ketaatan kepada Allah tidak merasa takut terhadap celaan orang yang mencela, dan memperbanyak ucapan ‘Laa Haula Walaa Quwwata Illa Billahi’ (Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah) ', karena itu semua termasuk simpanan kekayaan di bawah Arsy." (HR. Ahmad)


78. عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ الله ُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيهِ الشَّمْسُ - قَالَ - تَعْدِلُ بَيْنَ الاِثْنَيْنِ صَدَقَةٌ وَتُعِينُ الرَّجُلَ فِى دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ وَكُلُّ خَطْوَةٍ تَمْشِيهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ وَتُمِيطُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ. (مسلم)
Dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap ruas tubuh manusia wajib atasnya sedekah setiap hari selama matahari masih terbit. Beliau bersabda : Engkau mendamaikan dua orang yang berselisih itu sedekah,  engkau menolong orang dalam berkendaraan yaitu engkau mengangkutnya atau menaikan barangnya ke atas kendaraan itu sedekah, ucapan atau tutur kata yang baik itu sedekah, setiap langkah yang engkau lakukan untuk menunaikan shalat (berjama`ah di masjid) itu sedekah dan menyingkirkan sesuatu yang mengganggu di jalan itu sedekah." (HR. Muslim)ز

81. عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ :قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَالصَّلاَةِ وَالصَّدَقَةِ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِصْلاَحُ ذَاتِ الْبَيْنِ وَفَسَادُ ذَاتِ الْبَيْنِ الْحَالِقَةُ. و للترمذى: صَلاَحُ ذَاتِ الْبَيْنِ فَإِنَّ فَسَادَ ذَاتِ الْبَيْنِ هِيَ الْحَالِقَةُ. لاَ أَقُوْلُ تَحْلِقُ الشَّعْرَ وَلَكِنْ تَحْلِقُ الدِّيْنَ.(أبو داود و الترمذى و أحْمد).
Dari Ummu Darda dari Abu Darda ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maukah kamu aku beritahu akan sesuatu yang lebih utama daripada derajat puasa, shalat dan sedekah?" mereka menjawab, "Tentu ya Rasulullah." Beliau bersabda: "Mendamaikan perselisihan/memperbaiki hubungan sosial dan rusaknya hubungan sosial adalah penggundul."
Menurut riwayat Tirmidzi, (Beliau bersabda) : " yaitu mendamaikan perselisihan /memperbaiki hubungan sosial, karena rusaknya hubungan sosial dialah penggundul."
"Aku tidak mengatakan; menggundul rambut, tapi menggundul (perusak) agama." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ahmad).
Sumber : Kitab Tijan fie Syu’abil Iman

0 komentar:

Posting Komentar

 

YoomA Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos