Di kota Blora yang
indah ini, terdapat sebuah desa yang terletak sekitar 40 m ke arah selatan
Blora, tepatnya di Desa Sumber, Kec. Kradenan, Kab. Blora. Untuk mencapai desa
Sumber, kita dapat mengendarai motor maupun mobil.
Masyarakat disana mengikuti
ajaran Samin yang disebarkan oleh Samin Surosentiko. Para masyarakat Samin
lebih senang disebut ”Wong Sikep”, artinya orang yang bertanggung jawab,
sebutan untuk orang yang berkonotasi baik dan jujur. Bahasa yang digunakan
adalah bahasa jawa lugu. Masyarakat Samin mempunyai adat istiadat seperti ”Dikuconi,
Mitoni, Sepasaran bagi pernikahan (antar warga), Ngenger, Kenduri, Sunatan,
Kerja Bakti dan Sedekah Bumi”. Orang Samin menilai pemerintah Indonesia tidak
jujur, oleh karenenya, ketika menikah, mereka tidak mencatatkan dirinya di
Kantor Unit Desa (KUA) atau di catatan sipil. Mereka tidak suka berdagang,
karena menurut mereka berdagang adalah perbuatan yang tidak jujur (berbohong).
Adat Dikuconi adalah syukuran yang diadakan
apabila ada orang yang baru melahirkan. Mitoni
adalah syukuran yang diadakan apabila seorang perempuan telah hamil selama 7
bulan. Biasanya mereka menyelenggarakan Mitoni dengan menyediakan tumpeng,
kelapa muda, jenang dan dodol. Nyandran
adalah upacara bersih-bersih yang diadakan sebelum bulan Ramadhan. Biasanya
disertai dengan ziarah kubur ke makam leluhur mereka. Sunatan adalah suatu acara yang harus dilakukan sebuah keluarga apabila
mempunyai anak lelaki yang sudah cukup umur untuk dikhitankan / disunat. Sedekah Bumi adalah syukuran yang
diadakan apabila mereka mendapatkan panen yang berlimpah. Kenduri adalah acara makan-makan yang diadakan di tempat yang
dianggap keramat.
Budaya Samin Blora sangatlah unik, tetapi orangnya sangat jujur, baik,
rajin, rukun antar warga, dan ramah. Budaya yang dilakukan masyarakat Samin
jarang kita temui di kehidupan kita sehari-hari.
0 komentar:
Posting Komentar